Kamis, 14 Juni 2012

Kesan Pesan Dari Tayangan Yang Bermakna Dan Menyentuh

Setelah melihat berbagai tayangan tadi siang tentang nilai-nilai kehidupan yang harus kita syukuri, begitu banyak hal yang terlupakan bagi kita semua. Bagaimana beryukur, bertahan, berusaha, menyadari kasih sayang orang tua, memanfaatkan waktu, memotivasi diri kita, dan banyak lagi. Dengan adanya tayangan tadi siang, membuat saya dan teman-teman sadar begitu banyak kekurangan, ketidaksempurnaan di diri kita. Begitu banyak orang lain yang lebih susah dari kita. Bagaimana kita menyikapi masalah yang ada di dalam hidup kita.

Beryukurlah bahwa masih banyak orang yang jauh lebih susah, jauh lebih menderita dibanding kita. Dengan keadaan kita yang cukup, kadang kala kita masih sering merasa kekurangan atas segala hal yang menjadi hambatan. Padahal masih banyak orang disekitar kita yang jauh dari cukup, dan mereka masih bisa mensyukuri apa yang telah mereka dapatkan.

Mengeluh dengan makanan yang tidak enak, Ingatlah bahwa diluar sana masih banyak orang yang kekurangan makanan. Mengeluh jauhnya jarak yang kita tempuh dengan kendaraan, Ingatlah bahwa masih banyak orang yang menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki karna tidak mempunyai kendaraan. Mengeluh dengan keadaan rumah yang kotor karna tidak ada yang membantu, Ingatlah masih banyak orang yang tidur dijalanan, tidak mempunyai tempat tinggal. 


Renungkanlah, bagaimana keadaan kalian jika kalian mendapatkan posisi seperti mereka yang serba kekurangan.





Minggu, 22 April 2012

KEPRIBADIAN SEHAT menurut MASLOW

Memahami dan menjelaskan konsep Maslow mengenai Kesehatan Mental yang meliputi :


* Hierarki Kebutuhan Manusia





* Kepribadian Yang Sehat Menurut Maslow

Maslow menyelidiki individu ini dengan menggunakan bermacam-macam tehnik-interview, asosiasi bebas, dan protective technique dengan orang-orang yang masih hidup, analisis bahan biografi dan oto biografi dengan orang-orang yang sudah mati dan menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan instinktif. Kebutuhan universal ini mendorong kita untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan diri kita, untuk menjadi semuanya sejauh kemampuan kita. Potensi untuk pertumbuhan dan kesehatan psikologis ada sejak lahir. Apakah potensi kita dipenuhi atau diaktualisasikan tergantung pada kekuatan individu dan sosial yang memajukan atau menghambat aktualisasi diri.

Dalam pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecendrungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. akan tetapi ada lebih banyak hal yang terkandung dalam teorinya tentang dorongan manusia.

Dalam pandangan humanistika ini, manusia memiliki potensi lebih banyak dari pada apa yang mereka capai. Maslow berpendapat bahwa jika kita dapat melepaskan potensi itu, maka kita semua dapat mencapai keadaan eksistensi yang ideal yang ditemukannya dalam orang-orangnya yang mengaktualisasikan-diri.



* Perbedaan "Meta Needs" dengan "Deficiency Needs"


Meta needs atau menyebutnya teori ini dorongan karena pertumbuhan atau metamotivation (Being atau B-motivation). Awalan meta berarti sudah atau melampaui, dan metamotivation berarti bergerak melampaui ide tradisional tentang dorongan. Secara paradoks, kata ini tampaknya berarti suatu keadaan dimana kebutuhan dorongan sama sekali tidak tampak berarti suatu keadaan dimana dorongan sama sekali tidak berperan. Keadaan-keadaan pertumbuhan ke arah mana pengaktualisasi diri bergerak , Maslow juga menyebut kebutuhan tersebut B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan alat untuk mencapai ke tujuan lain, keadaan ada dan bukan menjadi atau berjuang ke arah suatu objek tujuan khusus.
Deficiency needs adalah kebutuhan dorongan untuk membereskan suatu kekurangan dalam organisme. 



* Ciri - Ciri "Actualized People"


1.        Mengamati Realitas Secara Efisien
Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana mereka inginkan atau butuhkan, tapi mereka melihatnya sebagaimana adanya. Bahwa pengaktualisasi diri adalah hakim yang teliti pada orang lain, mampu menemukan dengan cepat penipuan dan ketidakjujuran.

2.        Penerimaan Umum atas Kodrat, Orang-orang Lain dan Diri Sendiri
Orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka, kelemahan dan kekuatan mereka tanpa keluhan atau kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banyak memikirkannya.

3.        Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Dalam semua segi kehidupan, pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Mereka tidak harus menyembunyikan emosi mereka, tapi dapat memperlihatkan emosi mereka dengan jujur. Dalam istilah sederhana, kita dapat berkata, orang ini bertingkah laku secara kodrati, yakni sesuai dengan kodrat mereka.

4.        Fokus pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
Orang yang mengaktualisasikan diri yang dipelajari Maslow, melibatkan diri pada pekerjaan. Tanpa pengecualian, mereka memiliki suatu perasaan akan tugas yang menyerap mereka dan mereka mengabdikan kebanyakan energi mereka kepadanya. Bahwa tidak mungkin menjadi orang yang mengaktualisasikan diri tanpa perasaan dedikasi ini.

5.        Kebutuhan akan Privasi dan Independensi
Orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Meskipun mereka tidak menjauhkan diri dari kontak dengan manusia, mereka rupanya tidak membutuhkan orang lain. Mereka tidak tergantung pada orang lain untuk kepuasan mereka dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan mereka sangat egosentris dan terarah pada diri mereka sendiri.ini artinya mereka memiliki kemampuan untuk membentuk pikiran, mencapai keputusan, dan melaksanakan dorongan dan disiplin mereka sendiri.

6.        Berfungsi secara Otonom
Kemampuan pengaktualisasian diri berfungsi secara otonom oleh motif kekurangan, maka mereka tidak lagi di dorong oleh motif kekurangan, maka mereka tidak tergantung pada dunia yang nyata untuk kepuasan mereka karna pemuasan dari motif pertumbuhan datang dari dalam. Sebaliknya pemuasan akan cinta, penghargaan, dan kebutuhan lain yang lebih rendah tergantung pada sumber dari luar.

7.        Apresiasi yang Senantiasa Segar
Pengaktualisasi diri senantiasa menghargai pengalaman tertentu bagaimana seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona, dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan pada dorongan setiap hari untuk bekerja.

8.        Pengalaman Mistik atau “Puncak”
Ada kesempatan dimana orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman keagamaan yang mendalam. Selama pengalaman puncak ini, yang dianggap Maslow adalah biasa dikalangan orang yang sehat, diri di lampaui, dan orang itu digenggam oleh suatu perasaan kekuatan, kepercayaan dan kepastian, suatu perasaan yang dalam bahwa tidak ada sesuatu yang tidak dapat diselesaikannya atau menjadi.

9.        Minat Sosial
Pengaktualisasikan diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang kuat dan dalam pada semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.

10.      Hubungan Antarpribadi
Pengaktualisasian diri mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang lain dari pada orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa. Mereka mampu memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu lain.

11.      Struktur Watak Demokratis
Orang yang sangat sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatikan kelas sosial, tingkat pendidikan, atau agama, ras. Perbedaan serupa itu tidak masalah bagi pengaktualisasian diri. Tetapi tingkah laku mereka lebih dalam dari pada toleransi.

12.      Perbedaan antara Sarana dan Tujuan, antara Baik dan Buruk
Pengaktualisasian diri membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita-cita jauh lebih penting dari pada sarana untuk mencapainya. Akan tetapi, hal ini lebih sulit karna kegiatan dan pengalaman tertentu yang merupakan sarana bagi orang yang kurang sehat kerap dianggap oleh pengaktualisasian diri sebagai tujuan dalam dirinya sendiri.

13.      Perasaan Humor yang Tidak Menimbulkan Permusuhan
Orang yang sepenuhnya sehat berbeda dari individu biasa dalam apa yang mereka anggap humor yang menyebabkan mereka tertawa. Orang yang kurang sehat menertawakan tiga macam humor: humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasakan sakit, humor superiroritas yang mengambil keuntungan dari perasaan rendah diri orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul.

14.      Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasian diri. Mereka adalah asli, inventif, dan inofativ, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni; tidak semua mereka dalah penulis, seniman, atau pengubah lagu.

15.      Resistensi terhadap Inkulturasi
Pengaktualisasian diri dapat berdiri sendiri dan otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh sosial, untuk berpikir atau bertindak menurut cara tertentu. Mereka mempertahankan otonomi batin, tidak terpengaruh oleh kebudayaan mereka, dibimbing oleh diri mereka bukan oleh orang lain.

KEPRIBADIAN SEHAT


Apakah itu kepribadian yang sehat? Apakah sifat-sifat orang yang memiliki kepribadian yang sehat? Bagaimanakah tingkah laku, pikiran serta perasaan orang ini? Dapatkah anda atau saya menjadi pribadi yang sehat?



Model Allport 

ORANG YANG MATANG

Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan tak sadar – kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang yang sehat tidak didorong oleh konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh setan yang ada jauh dalam mereka. Allport percaya bahwa kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh yang penting pada tingkah laku orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan itu juga.



Model Rogers :

ORANG YANG BERFUNGSI SEPENUHNYA

Manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh  peristiwa masa kanak-kanaknya. Hal ini tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting dari pada masa lampau. Akan tetapi Rogers mengemukakan bahwa pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita. Jadi pengalaman masa kanak-kanak adalah penting, tetapi fokus tetap pada apa yang terjadi dengan kita sekarang, bukan pada apa yang terjadi waktu itu.



Model Fromm :

ORANG YANG PRODUKTIF :

Fromm percaya bahwa kita semua memiliki suatu perjuangan yang melekat pada diri kita untuk kesehatan dan kesejahteraan emosional, suatu kecendrungan bawaan untuk kehidupan yang produktif, untuk keharmonisan dan cinta. Dengan adanya kesempatan, kecendrungan yang diwariskan ini akan mekar, yang membiarkan kita berkembang untuk menggunakan sepenuh-penuhnya potensi kita. Tapi jika kekuatan sosial mencampuri kecendrungan kodrati untuk pertumbuhan akibatnya ialah tingkah laku irasional dan neurotis; masyarakat yang sakit menghasilkan orang-orang yang sakit.





Model Maslow :

ORANG YANG MENGAKTUALISASIKAN DIRI

Maslow menyelidiki individu ini dengan menggunakan bermacam-macam tehnik-interview, asosiasi bebas, dan protective technique dengan orang-orang yang masih hidup, analisis bahan biografi dan oto biografi dengan orang-orang yang sudah mati dan menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan instinktif. Kebutuhan universal ini mendorong kita untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan diri kita, untuk menjadi semuanya sejauh kemampuan kita. Potensi untuk pertumbuhan dan kesehatan psikologis ada sejak lahir. Apakah potensi kita dipenuhi atau diaktualisasikan tergantung pada kekuatan individu dan sosial yang memajukan atau menghambat aktualisasi diri.



Model Jung :

ORANG YANG TERINDIVIDUASI

Banyak kesengasaraan dan keputusasaan manusia serta perasaan kesia-siaan, tanpa tujuan, tanpa arti, yang dikemukakan Jung, adalah akibat dari kehilangan kontak dengan pondasi-pondasi kepribadian tak sadar. Dia percaya bahwa banyak dari kontak-kontak yang hilang itu disebabkan oleh kepercayaan kita yang semakin bertambah dalam ilmu pengetahuan dan pikiran sebagai petunjuk untuk hidup. Katanya, kita telah terlalu berat sebelah, menekankan kesadaran, ada yang rasional, dengan mengorbankan ketidaksadaran.




Model  Frankl :

ORANG YANG MENGATASI DIRI

Teori tentang kodrat manusia yang berasal dari logotheraphy dibangun atas tiga tiang :
Kebebasan kemauan, kemauan akan arti, dan arti kehidupan.
Frankl mengemukakan bahwa meskipun kita tunduk kepada kondisi-kondisi dari luar yang mempengaruhi kehidupan kita, namun kita bebas memilih reaksi kita pada kondisi ini. Kita tidak dapat bertahan pada kekuatan dari luar, kekuatan tersebut dapat dan benar-benar mengubah keadaan kita, tetapi kita bebas mengambil sikap kita sendiri dalam menangani kekuatan itu. Ini memberi kita kebebasan terakhir untuk mengatasi keadaan-keadaan dan nasib.



Model Perls :

ORANG “DI SINI DAN KINI”

Perls mengemukakan bahwa kita didorong oleh situasi-situasi yang belum selesai atau gestalt-gestalt yang tidak paripurna (seperti keinginan sendiri yang tidak pernah hilang untuk suatu konfrontasi baru dengan Freud). Kita masing-masing memiliki sangat banyak situasi yang belum selesai dalam diri kita. Mungkin beratus-ratus dan mungkin kelihatannya kita bingung tanpa harapan. Kita menyelesaikan gestalt-gestalt yang tidak paripurna ini dengan cara yang teratur, karna kita menyusun menurut tingkat kepentingan. Situasi yang sangat urgent menjadi pengontrol dan pengatur yang dominan pada pikiran dan tingkah laku kita sampai situasi itu dipuaskan.



KODRAT KESEHATAN PSIKOLOGIS

Kepribadian sehat adalah bahwa persepsi kita tentang diri kita dan dunia sekitar kita harus objektif; ahli-ahli lain mengemukakan bahwa orang yang sehat memakai pandang subjektif mereka sendiri tentang kenyataan sebagai dasar untuk tingkah laku.

Orang yang sehat secara psikologis mengontrol kehidupan mereka secara sadar. Walaupun tidak selalu secara rasional, orang yang sehat mampu secara sadar mengatur tingkah laku mereka dan bertanggung jawab pada nasib mereka sendiri. Kita tidak didorong pertama-tama oleh kekuatan tak sadar dimana kita tidak menyadari dan tidak mampu mengontrolnya.

Orang yang sehat secara psikologis mengetahui diri mereka siapa dan apa.orang yang serupa itu menyadari kekuatan dan kelemahan, kebaikan dan keburukan mereka, umumnya mereka sabar dan menerima pada hal-hal tersebut.

Orang lain umumnya menyetujui bahwa sifat kesehatan psikologis ialah bersandar dengan kuat masa sekarang. Namun tidak seorang pun mengemukakan kita tetap dibentuk oleh pengalaman awal. Orang yang sehat secara psikologis tidak hidup dalam masa lampau. 





Senin, 02 April 2012

Beberapa Kesalahan Dalam Proses Informal Dari Sisi Penilai, yaitu Hearsay, Hallo effect, Stereotipe, Leneincy effect, Mood, dan Proyeksi.


Proses Informal : suatu proses yang sama dengan kegiatan praktis dalam kehidupan sehari-hari bila kita ingin menilai individu.

Kesalahan dari proses Informal:
Kesalahan dari penilai
a. Hearsay (desas-desus): menilai melalui omongan orang lain
Contoh: Katnees mendengar gosip bahwa Everdeen selingkuh dari temannya

b. Hallo effect: kecenderungan untuk menilai seseorang dengan menggeneralisasikan penilaian, baik positif maupun negatif dalam pengaruh kesan pertama atau kesan luarnya saja. Contoh: orang yang selalu menebarkan senyum ke teman-temannya, dia adalah orang yang ramah dan friendly.

c. Stereotipe: penilaian yang dipengaruhi oleh pandangan atau keyakinan tertentu. Misalnya, ras, etnis, agama, dan prasangka. Contoh: orang Jawa biasanya lembut, sopan, dan legowo. Berbeda dengan orang Batak yang gampang marah dan kasar.

d. Leneincy effect (efek sikap lunak): sikap lunak dan atau penuh toleransi atas tingkah laku orang lain (biasanya yang negatif) karena ingin disebut ramah atau sopan.
Contoh:

e. Mood (suasana hati): memberi pengaruh yang besar terhadap impresi pertama, suasana gembira atau sedih menyebabkan ketidaktepatan oleh penilai. Contoh: bila kita baru saja kehilangan sanak saudara biasanya sedih dan lebih banyak murung serta tidak mau melakukan hal-hal menguras otak karena merasa terus-terusan lelah.

f. Proyeksi: memindahkan hal-hal yang ada dalam diri atau sifat-sifat diri, seolah-olah sifat itu ada pada orang lain 
à salah satu bentuk defence mechanism. Proses penilaian ini dilatar belakangi oleh pengalaman sebelumnya
Contoh: Ketnees merasa sedih saat Everdeen pindah sekolah, tapi dihadapan teman-temannya   dia tetap tersenyum dan senang-senang saja

Sabtu, 31 Maret 2012

ANAK & ORANGTUA

PERLAKUAN ORANG TUA DAN AKIBATNYA PADA ANAK





Penolakan-rejection perasaan tidak percaya pada dirinya, terasing, sering mencari perhatian lingkungan, bermusuhan dan sukar memperlihatkan/menerima afeksi/affection.






Pemanjaan egoistik, suka menuntut, toleransi pada frustasi sedikit saja, berontak pada pihak lain “berkuasa”, ingin diperhatikan berlebihan, kurang memperkembangkan rasa tanggung jawab.





Dominasi orang tua menurut saja (submissive), selalu merasa dirinya “kurang”, “tidak sesuai pada tempatnya”, ingin menggantungkan diri pada orang lain.






Ketentuan moral yang ketat dan keras kata hati/conscience yang ketat dan keras pula, kaku dan konflik dalam hati, perasaan bersalah dan berdosa, merasa kurang harga diri.



Disiplin terlampau keras sering mempersalahkan diri dan kebutuhan memperoleh “dukungan” pihak lain dalam menyelesaikan tugas. Sebaliknya, dapat bereaksi “mogok” dan “nekat” disebabkan rasa kebencian yang timbul dalam hatinya.


Disiplin tidak konsisten kaburnya dan kacaunya sistem nilai pribadi, cendrung tak konsisten, maju-mundur, dan kurang dapat dipercaya bila dihadapkan dengan problem atau konflik yang cukup mendalam.


Perkawinan yang sukar dan tidak harmonis (marital discord) anxietas/kecemasan, stres/ketegangan, kurang mantap kepercayaan diri, menganggap “dunia sekitarnya” dan “orang sekitarnya” kurang dapat dipercaya.


Perceraian (broken homes, divorce) stres/ketegangan, anxietas/cemas, merasa “terasing”, “rendah diri” , diombang-ambing antara loyalitas pada ayah atau ibu (kaum wanita atau pria) kurang menemukan “model idaman” untuk dicontoh, perkembangan kepribadian rapuh.




Orangtua neurotik/kestabilan mental cendrung “mengoper” hal-hal yang menjadi sumber kekhawatiran orang tuanya. Cendrung meniru reaksi-reaksi dari orang tuanya.







Persaingan keras antar-saudara sikap permusuhan yang terbuka/tertutup, kurang ketenangan hati, kurang percaya, cendrung bertingkah sebagai anak-anak.



KENALILAH TEMPERAMEN ANDA


Hipocrates (460-370 SM) sering disebut sebagai bapak dari ilmu pengobatan. Perhatian Hipocrates terhadap ciri-ciri temperamen menarik perhatian sebab problema penting ini agak diabaikan dalam dunia psikologi masa kini. Hipocrates membedakan adanya empat temperamen: sanguin, melankolik, kolerik dan flegmatik. 






 SANGUIN  selalu periang dan penuh pengharapan, menganggap segala sesuatu yang dihadapi amat penting, tapi dengan segera dapat melupakannya sama sekali sesaat kemudian. Ia ingin menepati janjinya tapi gagal melaksanakan keinginannya itu sebab ia tidak cukup berminat untuk menolong orang lain. Ia adalah seorang penghutang yang jelek yang terus menerus minta waktu untuk membayar. Ia amat luwes, pandai bergaul, dan periang. 
 KEKUATANNYA : 
  • Banyak bicara 
  • Ramah tamah 
  • Bersemangat 
  • Suka bergaul
  • Berbelas kasihan 
  • Riang 

 KELEMAHANNYA : 
  • Lemah kemauan 
  • Tidak tenang 
  • Gelisah 
  • Tidak disiplin 
  • Tidak dapat diandalkan 
  • Egosentris 
  • Bising 
  • Berlebihan 

 BAKATNYA : 
  • Aktor 
  • Pedagang 
  • Pembicara


MELANKOLIK menganggap segala sesuatu amat penting. Disegala tempat mereka menemukan alasan untuk merasa khawatir dan yang pertama mereka perhatikan dari sesuatu keadaan ialah kesulitannya. Ini dilakukannya tidak atas dasar pertimbangan ke akhlakan melainkan karena pergaulan dengan orang lain yang banyak membuat ia khawatir, berprasangka, dan sibuk berpikir, justru karna sebab itu rasa bahagia menjauhinya.

KEKUATANNYA :
  • berbakat
  • cermat
  • peka
  • perfeksionis
  • suka keindahan
  • idealistis
  • setia

KELEMAHANNYA :
  •     egosentris
  • -   pemurung
  • -   bersifat negative
  • -   teoritis
  • -   tidak praktis
  • -   tidak ramah
  • -   pendendam

BAKATNYA :
  • -   seniman
  • -   musikus
  • -   pencipta
  • -   ahli filsafat
  • -   maha guru


KOLERIK berkepala panas, mudah sekali dibangkitkan gairahnya, tapi mudah pula jadi tenang jika lawan yang dihadapinya mengaku kalah. Ia orang yang sibuk tapi tidak menyukai berada tepat di tengah kesibukan karna ia tidak tabah. Ia memilih untuk memberikan perintah tapi tidak mau diganggu dengan pelaksanaan dari perintah yang diberikannya. Ia menyukai penampilan, kemegahan dan formalitas, ia penuh dengan kebanggaan dan cinta diri sendiri. Ia kikir, sopan tetapi dengan upacara, ia sakit hati luar biasa jika orang lain menolak untuk ikut dalam kepura-puraannya.

KEKUATAN :
  • -      berkemauan keras
  • -      tekun
  • -      berjiwa bebas
  • -      optimis
  • -      praktis
  • -      produktif
  • -      tegas
  • -      berbakat pemimpin
KELEMAHANNYA :


  • -       peramah lalim
  • -       sarkastis
  • -       menguasai
  • -       tidak acuh
  • -       bangga
  • -       puas diri
  • -       tidak berperasaan
  • -       licik


BAKATNYA :
  • -       produsen
  • -       pemborong
  • -       pemimpin

FLEGMATIK  tidak adanya gairah, bukan kelemahan, mengatakan secara tidak langsung kecondongan untuk tidak mudah dan tidak cepat kena pengaruh. Orang seperti ini lambat jadi hangat tapi jika sudah hangat dapat bertahan hangat lebih lama. Ia bertindak atas dasar keyakinan bukan atas dorongan naluri. Temperamennya yang cerah dapat menggantikan ktidakhadiran kecerdikan dan kebijakan di dalam dirinya. Ia bertindak layak dalam bergaul dengan orang lain dan biasanya maju karna kegigihannya dalam mencapai sasarannya yang dikehendakinya sementara ia bergaya seakan-akan memberi jalan kepada orang lain.

KEKUATANNYA :
  • -         tenang
  • -         lembut hati
  • -         dapat diandalkan
  • -         efisien
  • -         konservatif
  • -         praktis
  • -         berbakat pemimpin

KELEMAHANNYA :
  • -         kikir
  • -         penakut
  • -         tidak tegas
  • -         penonton
  • -         suka melindungi diri sendiri
  • -         mementingkan diri

BAKATNYA :
  • -         diplomat
  • -         akuntan
  • -         guru
  • -         ahli tehnik





\


Selasa, 20 Maret 2012

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

1. Kesehatan Mental Pada Zaman Prasejarah

Pada zaman prasejarah, manusia purba sering mengalami gangguan-gangguan baik mental maupun fisik seperti arthritis, penyakit pernapasan dan usus. Tetapi manusia purba tersebut benar-benar mengatasi penyakit mental. Ia memandang dan merawatnya sama seperti penyakit fisik. Baginya penyakit mental dan fisik disebabkan oleh penyebab yang sama, yakni roh-roh jahat, halilintar atau mantera-mantera musuh. Jadi, untuk penyakit bauk mental maupun fisik digunakan perawatan-perawatan seperti menggosok, menjilat, menghisap, memotong dan membalut. Atau dengan cara lain yang terpikirkan oleh kawan-kawannya, pemimpin-pemimpinnya, atau ia sendiri tetapi masih diperlakukan secara manusiawi.

2. Kesehatan Mental Pada Peradaban-peradaban Awal

Diantara peradaban Mesopotamia, Mesir, Yahudi,dll penyakit mental mulai menjadi hal umum. Di Mesopotamia, penyakit mental dihubungkan dengan setan-setan dan pengobatan atau perawatannya dilakukan dengan upacara-upacara agama dan magis agar setan keluar dari tubuh si pasien. Di Mesir, ilmu kedokteran agak lebih maju dan sangat rasional dalam beberapa hal, otak digambarkan untuk pertama kalinya dan diketahui juga peranannya dalam proses mental,dan disana juga dikembangkan terapi untuk pasien berupa rekreasi dan pekerjaan,serta diterapkan juga psikoterapi untuk mengobati penyakit mental. Sedangkan di Yahudi, penyakit mental diartikan sebagai suatu hukuman dari Allah dan perawatannya hanya dengan bertaubat kepada-Nya. Namun secara segi kemanusiaan juga diperhatikan pada masa-masa ini, yaitu didirikannya rumah sakit di Yerusalem untuk para pasien penyakit mental.

3. Kesehatan Mental Pada Abad Pertengahan ( Abad Gelap)

Pada abad pertengahan, banyak kebiasaan baik yang telah dibina dalam ilmu kedokteran sebelumnya tidak diteruskan,dan hal yang lebih buruk seperti takhayul dan ilmu tentang setan malah dihidupkan kembali. Exorcisme pada abad ini digunakan sebagai perawatan orang yang mengalami gangguan mental. Yaitu dengan menggunakan mantra- mantra dan jimat-jimat.

4. Kesehatan Mental Pada Zaman Renaisans

Pada zaman ini mungkin digambarkan sebagai “terang dalam kegelapan”. Di Switzerland, mengakui penyebab-penyebab penyakit mental dan menolak adanya demonology. Di Prancis, lebih menggunakan pendekatan yang manusia terhadapa para pasien sakit mental,menganggap bahwa penyakit mental tidak berbeda dengan penyakit fisik.

5. Kesehatan Mental Pada Abad XVII – Abad XX

Pada abad ini peralihan dan pendekatan demonologis ke pendekatan ilmiah terhadap penyakit mental tidak terjadi dalam waktu yang singkat. Disini dipusatkan pada klasifikasi dan system, suatu hal yang mungkin sama dengan analisis system. Di jerman, sangat menentang
kekangan-kekangan yang sangat kejam terhadap para pasien sakit mental dan menyarankan agar memberikan perawatan yang manusiawi terhadap orang-orang gila.

Perkembangan Kepribadian Menurut Freud dan Erik. H. Erikson.
Menurut Freud, kepribadian telah cukup terbentuk pada akhir tahun kelima, dan bahwa perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan elaborasi terhadap struktur dasar tersebut. Freud beranggapan bahwa kanak-kanak adalah ayahnya manusia “ The Child is the Father of Man” . Dalam menyelidiki masa anak-anak Freud tidak langsung menyelidiki anak-anak, melainkan kepada ingatan orang dewasa kepada masa kanak-kanaknya. Kepribadian berkembang sebagai respon terhadap empat sumber tegangan pokok, yakni :

1. proses-proses pertumbuhan fisiologis,
2. frustasi-frustasi,
3. konflik-konflik,
4. ancaman-ancaman.

Akibat dari tegangan yang ditimbulkan oleh sumber-sumber ini, maka sang pribadi terpaksa mempelajari cara baru untuk mereduksi atau mengurangi ketegangan yang dihadapi tersebut. Proses belajar inilah yang dimaksudkan dengan perkembangan kepribadian. Namun ada 2 cara yang digunakan individu untuk belajar mengatasi sumber-sumber tegangan tersebut, yakni : Identifikasi dan Pemindahan. Identifikasi didefinisikan sebagai metode yang digunakan orang untuk mangambil alih cirri-ciri orang lain dan menjadikannya bagian yang tak terpisahkan dari kepribadiannya sendiri. Kita memilih sebagai model orang-orang yang tampak lebih berhasil dalam memuaskan berbagai kebutuhan daripada kita. Contohnya ketika anak mengidentifikasikan diri dengan orang tua nya karena orang tua nya tampak segala-galanya. Ketika anak bertambah besar, mereka akan menemukan orang-orang lain yang prestasi-prestasi nya lebih sejalan dengan hasrat baru mereka untuk diidentifikasi. Setiap masa cenderung mempunyai tokoh-tokoh identifikasinya sendiri yang khas. Sedangkan pemindahan yang dimaksudkan yaitu menemukan objek yang mampu sedikit mengurangi tegangan yang tak tersalurkan. Namun, suatu objek pengganti jarang dapat memberikan kepuasan atau mereduksikan tegangan seperti objek asli nya, dan semakin objek pengganti itu berbeda dari yang asli, maka semakin sedikit tagangan yang direduksikan.oleh sebab itu terkadang objek yang digunakan untuk mereduksi suka berubah-ubah hingga menemukan yang cocok.
Sedangkan Erik H. Erikson berpendapat perkembangan berlangsung melalui tahap-tahap. Empat tahap pertama terjadi pada masa bayi dan kanak-kanak, tahap kelima pada masa adolescence, dan ketiga tahap terakhir terjadi pada masa dewasa dan usia tua. Apa yang terjadi pada tahap-tahap ini sangat penting bagi kepribadian dewasa dan masing-masing tahap ikut serta dalam membentuk seluruh kepribadian. Tahap – tahap tersebut, yakni :

1. Kepercayaan Dasar Vs Kecurigaan Dasar

Kepercayaan dasar yang paling awal terbentuk selama tahap sensorik-oral dan ditunjukan oleh bayi. Berkat kepercayaan dan keakrabannya dengan orang yang menjalankan fungsi keibuan, maka bayi mampu menerima bahwa orang tersebut mungkin tidak ada untuk sementara waktu. Melalui kontinuitas pengalaman dengan orang-orang dewasa bayi belajar menggantungkan diri dan percaya pada mereka, tetapi mungkin yang lebih penting ia belajar mempercayai dirinya sendiri. Kepastian semacam itu harus mengalahkan lawan negative dari kepercayaan dasar, yakni kecurigaan dasar.

2. Otonomi Vs Perasaan Malu dan Keragu-raguan

Pada tahap kedua ini anak mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban dan hak nya disertai, apakah pembatasan-pembatasan yang dikenakan pada dirinya. Disini anak akan dituntut untuk bisa mengontrol diri sendiri dan dituntut untuk bisa menerima control dari orang lain dalam lingkungan. Orang dewasa akan membantu mengembangkan sifat otonomi dan akhirnya mandiri. Inilah tahap saat berkembangnya kebebasan pengungkapan diri dan sifat penuh kasih sayang. Rasa mampu mengendalikan diri akan menimbulkan dalam diri anak rasa memiliki kemauan baik dan bangga, sebaliknya rasa kehilangan control diri akan mengakibatkan perasaan malu dan keragu-raguan pada anak.

3. Inisiatif Vs KesalahaN

Tahap inisiatif adalah suatu masa untuk memperluas penguasaan dan tanggung jawab. Selama pada tahap ini anak menampilkan diri lebih maju dan lebih seimbang secara fisik dan kejiwaaan. Namun bahaya dari tahap ini adalah perasaan bersalah yang dapa menghantui anak karenaterlampau bergairah memikirkan tujuan-tujuan. Anak mulai ingin sekali belajar, dan mampu belajar dengan baik pada tahap ini. Ia berjuang untuk tumbuh dalam arti melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menunjukan prestasi.

4. Kerajinan Vs Inferioritas

Pada tahap ini anak harus belajar mengontrol imajinasi nya yang sangat kaya, dan mulai menempuh pendidikan formal. Ia mengembangkan sikap rajin dan mempelajari ganjaran dari ketekunan dan kerajinan. Bahaya dari tahap ini adalah anak bisa mengembangkan perasaan rendah diri apabila ia tidak berhasil menguasai tugas-tugas yang diberikan oleh guru atau orang tuanya.
5. Identitas Vs Kekacauan Identitas
Selama masa adolescence, individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, perasaan bahwa ia adalah manusia unik. Inilah masa dimana ketika orang ingin menentukan siapakah ia pada saat sekarang dan ingin menjadi apakah ia di masa yang akan datang. Ini adalah masa untuk membuat rencana-rencana karier. Namun selama tahap pembentukan identitas seorang remaja, mungkin merasakan penderitaan akibat kekacauan identitas (peranan). Keadaan ini dapat menyebabkan orang merasa terisolasi, hampa, cemas, dan bimbang.

6. Keintiman Vs Isolasi

Pada tahap ini, orang dewasa awal ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain. Mereka mendambakan hubungan yang intim dan akrab. Dan mereka membutuhkan seseorang untuk dicintai dan diajak mengadakan hubungan-hubungan seksual, dan dengan siapa seseorang dapat berbagi rasa dalam suatu hubungan kepercayaan. Bahaya nya pada tahap ini adalah kecenderungan menghindari hubungan karena mereka tidak mau melibatkan diri mereka dalam keintiman.

7. Generativitas Vs Stagnasi

Cirri tahap generativitas adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan, seperti keturunan, produk-produk, ide-ide. Nilai pemeliharaan berkembang pada tahap ini, terungkap pada kepedulian seseorang pada orang lain, dalam keinginan memberikan perhatian pada mereka yang membutuhkannya serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan mereka. Ini tercapai lewat kegiatan membesarkan anak dan mengajar, member contoh dan mengawasi.

8. Integritas Vs Keputusasaan

Tahap terakhir ini disebut integritas. Integritas dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, produk, dan ide-ide dan berhasil dalam menyesuaikan diri dengan keberhasilan dan kegagalan dalam hidup. Prestasi semacam itulah individu dapat menikmati keuntungan dari ketujuh tahap kehidupan. Dengan bangga mereka memelihara gaya hidupnya sendiri dan mempertahankannya dari berbagai potensi ancaman. Lawan dari integritas yakni keputusasaan dapat memperburuk perasaan bahwa kehidupan ini tak berarti, bahwa ajal sudah dekat, ketakutan dan bahkan keinginan untuk mati.

Kepribadian Sehat..??

Banyak pertanyaan mengenai arti kepribadian sehat. Banyak orang yang mengasumsikan dengan berbagai teori. Cukup banyak definisi tentang kepribadian sehat menurut beberapa pakar terkenal di dunia seperti yang dikemukakan oleh Gordon Allport dan Carl Rogers.
Allport mengemukakan, kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Orang yang sehat adalah orang yang bebas dari paksaan-paksaaan masa lampau. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada peristiwa masa kanak-kanak. Allport percaya bahwa hanya melalui pengalaman-pengalaman dan risiko-risiko yang menimbulkan tegangan baru ini, manusia dapat bertumbuh. Mereka yang sehat memiliki kebutuhan akan variasi, sensasi, dan tantangan baru. Mereka akan mencari pengalaman-pengalaman baru agar bisa menjadi pengalaman dalam hidupnya. Namun peran seorang ibu juga tidak kalah penting. Kekurangan perhatian pada anak akan menyebabkan anak menjadi agrerif, suka menuntut,dan pertumbuhan psikologis nya berkurang. Namun jika sejak kecil ia menerima keamanan, kasih sayang yang cukup, pertumbuhan positif akan terjadi sepanjang tingkat munculnya diri dan anak akan membentuk suatu identitas dan gambaran diri. Maka kedepannya pasti akan membentuk suatu kepribadian dewasa yang sehat dan matang.

Namun menurut Rogers pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi tingkat psikologis kita. Jadi pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak adalah penting. Menurut Rogers syarat utama timbulnya kepribadian yang sehat adalah penerimaan penghargaan positif tanpa syarat pada masa kecil. Ketika seorang ibu memberikan cinta dan kasih sayang nya tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Cinta dan kasih sayang yang diberikan ibu secara bebas ini akan menjadikan sikap sang anak mengikuti norma lingkungan. Kepribadian yang sehat juga bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses.dan juga suatu proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan suatu ujian, rintangan dan pecutan terus menerus terhadap semua kemampuan seseorang. Kepribadian menurut Rogers juga yakni mereka yang benar-benar adalah diri mereka sendiri, bukan orang lain, bersembunyi di belakang topeng-topeng atau kedok-kedok yang berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri mereka sendiri.

Daftar Pustaka

Siswanto. 2007. Kesehatan Mental : Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta : Andi Yogyakarta

Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius

Scultz, Duanne. 1991. Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius