Sabtu, 31 Maret 2012

ANAK & ORANGTUA

PERLAKUAN ORANG TUA DAN AKIBATNYA PADA ANAK





Penolakan-rejection perasaan tidak percaya pada dirinya, terasing, sering mencari perhatian lingkungan, bermusuhan dan sukar memperlihatkan/menerima afeksi/affection.






Pemanjaan egoistik, suka menuntut, toleransi pada frustasi sedikit saja, berontak pada pihak lain “berkuasa”, ingin diperhatikan berlebihan, kurang memperkembangkan rasa tanggung jawab.





Dominasi orang tua menurut saja (submissive), selalu merasa dirinya “kurang”, “tidak sesuai pada tempatnya”, ingin menggantungkan diri pada orang lain.






Ketentuan moral yang ketat dan keras kata hati/conscience yang ketat dan keras pula, kaku dan konflik dalam hati, perasaan bersalah dan berdosa, merasa kurang harga diri.



Disiplin terlampau keras sering mempersalahkan diri dan kebutuhan memperoleh “dukungan” pihak lain dalam menyelesaikan tugas. Sebaliknya, dapat bereaksi “mogok” dan “nekat” disebabkan rasa kebencian yang timbul dalam hatinya.


Disiplin tidak konsisten kaburnya dan kacaunya sistem nilai pribadi, cendrung tak konsisten, maju-mundur, dan kurang dapat dipercaya bila dihadapkan dengan problem atau konflik yang cukup mendalam.


Perkawinan yang sukar dan tidak harmonis (marital discord) anxietas/kecemasan, stres/ketegangan, kurang mantap kepercayaan diri, menganggap “dunia sekitarnya” dan “orang sekitarnya” kurang dapat dipercaya.


Perceraian (broken homes, divorce) stres/ketegangan, anxietas/cemas, merasa “terasing”, “rendah diri” , diombang-ambing antara loyalitas pada ayah atau ibu (kaum wanita atau pria) kurang menemukan “model idaman” untuk dicontoh, perkembangan kepribadian rapuh.




Orangtua neurotik/kestabilan mental cendrung “mengoper” hal-hal yang menjadi sumber kekhawatiran orang tuanya. Cendrung meniru reaksi-reaksi dari orang tuanya.







Persaingan keras antar-saudara sikap permusuhan yang terbuka/tertutup, kurang ketenangan hati, kurang percaya, cendrung bertingkah sebagai anak-anak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar