Rabu, 09 Oktober 2013

Sistem Informasi Psikologi

Arsitektur Komputer & Struktur Kognitif Manusia


Pengertian Arsitektur Komputer
Dalam bidang teknik komputer, arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak – biru dan deskripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen – komponen perangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya.


Bagaimana Pengertian Arsitektur Komputer?
Abstraksi dari sebuah arsitek komputer dan hubungannya dengan bagian perangkat keras, firmware, assembler, kernel, sistem operasi, dan perangkat lunak aplikasinya. Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing – masing bagian lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memori cache, RAM, ROM, cakram keras, dll. Contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur von Neumann, CISC, RISC, blue Gene, dll.


Pengertian Struktur Kognisi Manusia
Struktur kognisi manusia adalah bagaimana bagian – bagian dari sesuatu yang berhubungan satu dengan yang lain tersebut disatukan, sesuatu tersebut dapat berupa kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses  yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisa, memahami, menilai, membayangkan, dan berbahasa.

Bagaimana Struktur Kognisi Manusia?
Sesuatu yang berhubungan satu dengan yang lain ini bersifat fundamental bagi setiap sistem. Dimensi kognisi manusia adalah intelektual dan afektif merupakan “dua aspek yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap tindakan”. “Meskipun cerdas, tidak ada pola tingkah laku yang tidak melibatkan faktor – faktor afektif sebagai motif, dan sebaliknya. Keadaan – keadaan afektif tidak dapat ada tanpa intervensi persepsi – persepsi atau pengertian – pengertian yang membentuk struktur – struktur kognitifnya. Seluruh kegiatan intelektual harus dimotivasi oleh afeksi dan seluruh afeksi mensyaratkan struktur kognitif untuk memahaminya.


Bagaimana Kaitannya Struktur Kognitif Manusia dengan Arsitektur Komputer?
Struktur kognisi manusia adalah suatu unsur yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain yang saling berakomodir atau saling melengkapi antara fungsi – fungsi, skema. Seperti bagian otak yang mengakomodir unsur bagian – bagian tubuh manusia yang menjadikan suatu sistem yang kompleks. sedangkan untuk struktur kognisi arsitektur komputer yaitu suatu unsur yang saling melengkapi, tapi tidak sekompleks struktur kognisi dari manusia, karena struktur kognisi arsitektur hanya terdiri dari perangkat keras yang didesain seperti CPU, RAM, Memori, Processor.
Jadi kaitannya adalah otak manusia diperumpamakan seperti sebuah komputer. Struktur kognitif manusia itu proses berpikir yang terjadi pada diri manusia, dan memiliki kontrol terhadap proses berpikirnya sendiri. Sedangkan arsitektur komputer yang menciptakan adalah manusia, manusia yang membuat program, manusia yang membuat pola dari sistem komputer itu sendiri, sehingga yang memiliki peran utama dari semuanya adalah manusia itu sendiri, dan jika disatukan, maka akan menimbulkan suatu hubungan timbal balik yang sangat menguntungkan bagi manusia.

Kelebihan dan Kelemahan antara Struktur Kognisi Manusia dengan Arsitektur Komputer.
Struktur Kognisi Manusia :
Kelebihan :
·        * Struktur kognisi lebih sistematis sehingga memiliki arah dan tujuan yang jelas.
·        *  Banyak memberi motivasi agar terjadi proses belajar.
·        *  Mengoptimalisasikan kerja otak secara maksimal.
Kekurangan :
·         * Membutuhkan waktu yang cukup lama.
·      *Terkadang sulit mengaplikasikannya dikehidupan sehari – hari, karena tergantung individu masing – masing dalam mengoptimalisasikan cara berpikir mereka.

Arsitektur Komputer :
Kelebihan :
·         * Memiliki processor yang berjumlah lebih dari satu.
·         * Bisa digunakan oleh banyak pengguna.
·         * Dapat membuka beberapa aplikasi dalam waktu bersamaan.
·         * Menggunakan teknologi time sharring.
·         * Kecepatan kerja processornya hinga 1GPOS (Giga Operations Per Second).
Kekurangan :
·         * Karena ukurannya yang besar, maka diperlukan ruangan yang besar untuk menyimpannya.
·         * Harganya sangat mahal.
·         * Interface dengan pengguna masih menggunakan teks.
·         * Kerjanya sangat lama.
·         * Membutuhkan daya listrik yang sangat besar.


Contoh Kasus
Dianalogikan komputer itu adalah otak manusia yang dapat berpikir dan memproses segala sesuatu. Tetapi dalam banyak kasus komputer justru itu sendiri yang menjerumuskan manusia ke dalam hal negatif, dikarenakan penyalahgunaannya. Padahal komputer itu sendiri buatan manusia, tetapi mengapa justru komputer lah yang dapat membuat manusia menjadi celaka? Contohnya seperti banyak anak jaman sekarang yang ketagihan atau kecanduang bermain game online. Game online itu sendiri diciptakan, didesain, dan diproduksi oleh manusia, tetapi hal itu justru banyak menimbulkan sisi negatifnya. Mengapa? Karena manusia sekarang terpedaya oleh kecanggihan teknologi. Seharusnya manusia dapat menggunakan itu sesuai dengan porsinya. Seperti layaknya smartphone just for smartuser. Komputer juga seperti itu jika semakin canggih fungsinya, manusia juga harus semakin canggih dan pintar menggunakannya, supaya tidak terjadi hal negatif. 

Sabtu, 05 Oktober 2013

Sistem Informasi Psikologi

Nama  : Tya Oktariani Puteri
Kelas   : 4PA09
NPM    : 18510305
Informasi
Menurut Amsyah (2005) Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu. Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke dalam berbagai bentuk media (contohnya komputer).

Sedangkan menurut Al Fatta (2007) informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.


Dari dua definisi informasi diatas menurut kedua tokoh tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang dalam berbagai bentuk media.


BAGAIMANA BISA INFORMASI DAPAT BERINTERAKSI DENGAN SISTEM??
Sebelum menjelaskan bagaimana hubungan informasi dengan sistem dapat berinteraksi, saya akan menjelaskan arti dari sistem itu sendiri.

Menurut Marimin, Tanjung & Prabowo (2006) sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian – bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.

Sedangkan Al Fatta (2007) sistem adalah kumpulan dari bagian – bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Atau sekumpulan objek – objek yang saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antar objek bisa dilihat sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai satu tujuan.

Dari dua definisi sistem diatas, menurut kedua tokoh tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel – variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung satu sama lain.


LALU HUBUNGANNYA???
Faktanya adalah jika seorang nasabah menabung di bank, datanya ada pada slip tabungan atau rekaman komputer. Jika semua data uang tabungannya ada dalam periode tertentu dijumlahkan (diolah), maka jumlah hasilnya disebut informasi. 
Pekerjaan informasi ini adalah pekerjaan yang meliputi pengumpulan data, penyebaran data dengan meneruskannya ke unit lain, atau langsung diolah menjadi informasi, kemudian informasi tersebut diteruskan ke unit lain. Pada unit kerja yang baru informasi tadi dapat langsung digunakan, atau dapat juga dianggap sebagai data (baru) untuk diolah lagi menjadi informasi sesuai keperluan unit bersangkutan. Informasi tersebut, bila perlu atau sesuai prosedur, dapat diteruskan lagi ke unit lain.
Dengan beredarnya informasi dari unit ke unit lain maka terjadilah arus informasi atau hubungan informasi antarunit. Hubungan tersebut lazim disebut sebagai hubungan antarsubsistem dalam suatu kaitan kerja sama suatu sistem. Itulah hubungannya.


SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
Sebelum menjelaskan pengertian sistem informasi psikologi, saya akan menjelaskan arti dari psikologi itu sendiri.

Psikologi menurut Carole Wade & Carol Travis (2007) adalah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku & berbagai proses mental serta bagaimana perilaku & berbagai proses mental itu dipengaruhi oleh kondisi mental organisme & dari lingkungan eksternal.

Lalu definisi menurut Heru Basuki (2008), bahwa psikologi itu adalah ilmu pengetahuan ilmiah yang mempelajari perilaku, sebagai menifestasi dari kesadaran proses mental, aktivitas motorik, kognitif, & emosional.

Dari definisi psikologi kedua tokoh diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi itu adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku & proses mentalnya.

Menurut Kertahadi (dalam Al Fatta, 2007) sistem informasi adalah suatu alat utnuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan, dan menyajikan sinergi organisasi pada proses.

Menurut Irene Joos, dkk (2009) sistem informasi adalah suatu sistem yang memiliki tujuan sendiri untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan sistem input/process/output.

Menurut Chr. Jimmy L. Gaol (2008) sistem informasi psikologi bertujuan mendapatkan pemahaman bagaimana manusia pembuat keputusan merasa dan menggunakan informasi formal.

Berdasarkan ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi psikologi adalah sebuah sistem yang memiliki tujuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi penerima berupa data tentang psikologi.


CONTOH KASUS DAN ANALISA
Untuk dapat bekerja secara sempurna, dibutuhkan delapan unsur yang meliputi: metodologi untuk perencanaan dan pengelolaan, suatu tim yang multidisipliner, pengorganisasian dan pengelolaan, disipilin untuk bdiang yang nonkuantitatif, teknik model matematik, teknik simulasi, teknik optimasi, dan aplikasi komputer. Dalm melakukannya dapat menggunakan komputer atau tanpa menggunakan komputer. Tetapi, adanya komputer memudahkan penggunaan model dan teknik simulasi dalam sistem, terutama sangat diperlukan jika menghadapi masalah yang cukup luas dan kompleks dimana banyak sekali peubah data dan interkasi yang mempengaruhi.

Pada tahap analisis kebutuhan, dapat ditentukan komponen yang berpengaruh dan berperan dalam sistem. Komponen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda – beda sesuai dengan tujuannya masing – masing dan saling berinteraksi satu sama lain,serta berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada.

Sebagai contoh dari analisisnya adalah jika para pegawai HRD ingin menghitung hasil IQ atau psikotes dalam jumlah yang sangat banyak tidaklah efisien jika mengerjakan satu persatu (manual), maka dibutuhkan suatu sistem informasi yang berguna untuk penggunanya dimana sistem tersebut sangat bermanfaat dalam mencapai suatu tujuan.

Konsepnya adalah sistem tersebut berguna sebagai cara berpikir yang dapat memberikan pengertian yang lebih mendasar mengenai perilaku dari suatu sistem dalam mencapai tujuannya. Sehingga kaitan antara faktor teknologi, ekonomi, dan sosial makin lama makin erat. Hal ini mencerminkan kompleksitas dari lingkungan.

Lalu diperlukan juga keterpaduan antara pengolahan – pengolahan data yang makin rumit menjadi informasi yang diperlukan untuk pembuatan keputusan. Pengolahan data yang makin lama makin rumit ini perlu dilaksanakan melalui oeralatan yang lebih kompleks dan keahlian yang lebih khusus untuk menanganinya. Spesialisasi ini makin membuat pengolahan data menjadi suatu kegiatan tersendiri. Seperti hal nya pada saat ini banyak sekali software yang berguna untuk membantu para tester ataupun psikolog menghitung hasil IQ, atau hasil dari psikotes yang sudah dberikan. Seperti software untuk menghitung hasil dari Pauli test, IST, maupun WAIS.



Jumat, 15 Maret 2013

Psikoterapi


1. Pengertian Psikoterapi


Psikoterapi adalah suatu proses berjangka panjang berkenaan dengan rekonstruksi pribadi dan pengubahan besar dalam struktur kepribadian. Psikoterapi ini terbatas dalam konsep yang mengacu pada orang-orang yang bermasalah patologi. Psikoterapi melakukan interview dan konseling.
Penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap hari. Pengertian paling tepatnya, istilah tersebut mencakup hanya teknik-teknik tertentu (psikoanalisis, bimbingan direktif atau nondirektif, psikodrama, dan seterusnya) yang digunakan oleh para spesialis.
          Psikoterapi dapat mencakup pula suatu pembicaraan informal dengan para menteri atau duta, penyembuhan melalui keyakinan agama, dan diskusi personal dengan guru atau teman.
          Teknik utama yang digukanan oleh para psikoterapis mencakup interview kedalaman, pengkondisian, sugesti, dan penafsiran.



2. Tujuan Psikoterapi

·    Bertujuan untuk mendorong pasien serta diberanikan untuk mendiskusikan segala kecemasan dan pengalamannya yang paling intim tanpa ada pertimbangan moral atau kritisisme dipihak terapis.
·    Bertujuan untuk membesarkan hati pasien dan mendorong kebebasan mengekspresikan diri, serta meminimalisasi rasa malu.
·    Memiliki tujuan untuk mendorong timbulnya pemahaman akan masalah sendiri di pihak pasien, yang disebabkan oleh kurangnya wawasan terhadap sifat ketidakmampuan menyesuaikan diri, yang mengakibatkan timbulnya kecemasan, dan mempersulit dirinya untuk mengatasi tuntutan hidup setiap hari.
·    Pada sistem terapi yang menekankan timbulnya wawasan dan pemahaman, sering diklasifikasikan sebagai terapi kedalaman, yang bertujuan untuk membedakan dari sistem yang meminimalisasi pengertian dan wawasan serta pengubahan gejala setres atau tekanan batin, seperti pada terapi tingkah laku.
·    Tujuan semua bentuk psikoterapi merupakan modifikasi atau pengubahan tingkah laku pasien yang sedemikian rupa, sehingga menghasilkan kemampuan penyesuaian diri yang lebih efektif terhadap lingkungannya.
·    Bertujuan untuk membantu pasien mengembangkan kekuatan yang berpusat dan mengaktualisasikan diri mereka sehingga mereka dapat menghadapi dengan lebih sukses dengan diri mereka dan lingkungan.
·    Memudahkan perubahan tingkah laku, lingkungan harus diatur sehingga menghasilkan hasil aktualisasi diri.


 3. Unsur Psikoterapi

Masserman 1984, telah melaporkan delapan "parameter pengaruh" dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu:

·    Peran sosial (martabat) psikoterapis
·    Hubungan (persekutuan terapeutik)
·    Hak
·    Retrospeksi yaitu pengamatan dan pelaporan objektif satu pengalaman yang disadari, yang telah berlangsung di masa lampau.
·    Re-edukasi yaitu perbaikan melalui praktik atau latihan-ulang. Dengan melalui ini penghapusan atau penghilangan kebiasaan-kebiasaan yang tidak diinginkan lewat instruksi dan praktik, lalu proses penyesuaian-ulang/kembali, yang di alami oleh seorang yang pernah mengalami ketidakmampuan yang serius, baik bersifat mental maupun fisik.
·    Rehabilitasi yaitu restorasi atau perbaikan, pemulihan yang mengarah pada normalitas, atau pemulihan menuju status yang paling memuaskan terhadap individu yang pernah menderita luka atau menderita satu penyakit mental.
·    Resosialisasi
·    Rekapitulasi yaitu dalam perkembangannya, organisme berlalu lewat bermacam-macam tahap karakteristik perkembangan evolusioner dari ras atau sukunya.


4. Perbedaan antara Psikoterapi dengan Konseling
         
·    Konseling dan psikoterapi dapat di pandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. Istilah psikoterapi mengandung arti ganda. Pada satu sisi menunjuk pada sesuatu yang jelas yaitu satu bentuk terapi psikologis.
·    Konseling lebih fokus pada konseren, ikhwal, masalah, pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi fokus pada konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
·    Konseling dijalankan atas dasar (atau dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atas teori kepribadian dan psikopatologi.
·    Konseling umumnya berkenaan dengan orang-orang yang tergolong normal, sedangkan psikoterapi terutama berkenaan dengan orang-orang yang mendapat gangguang psikis.
·    Konseling lebih bersifat edukatif, suportif, berorientasi kesadaran, dan jangka pendek; sedangkan psikoterapi lebih bersifat rekonstruktif, konfrontif, berorientasi ketidaksadaran, dan jangka panjang.
·    Konseling lebih terstruktur dan terarah kepada tujuan-tujuan yang lebih terbatas dan konkrit; sedangkan psikoterapi lebih luas dan mengaruh kepada tujuan yang lebih jauh.



5. PENDEKATAN PSIKOTERAPI TERHADAP MENTAL ILLNES

 ·   Pendekatan Psikoanalisa banyak menekankan faktor ketidaksadaran dan   berlandaskan pada   pengaruh aspek biologis manusia
 ·   Pendekatan Behavioristik menekankan proses berpikir rasional dalam terapi. pendekatan ini memandang manusia dari sudut perilaku yang tampak yang bisa diobservasi dan dikuantifikasi
 ·   Pendekatan Humanistik sangat mementingkan nilai-nilai kemanusiaan pada diri seseorang
 ·   Gestalt sebagian besar merupakan terapi eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.


6. BENTUK UTAMA TERAPI

 ·   Terapi psikoanalisa teknik atau metode pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman selama masa kecil serta memunculkan dorongan-dorongan yang tidak disadarinya selama ini.
 ·   Terapi perilaku teknik ini menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu antara lain desensitial, sistematik, flooding, penguatan sistematis, pemodelan dan regulasi diri perilaku.
 ·   Terapi rasional emotif menitikberatkan pada pikiran daripada ekspresi emosi seseorang.







Daftar Pustaka


*    Andi Mappiare, AT. (1996). Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
*    CHAPLIN, James P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
*    Gunarsa, S.D. (2004). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
*    Maulany, R.F. (1997). Bukuk Saku Psikiatri; Residen Bagian Psikiatri UCLA. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC