Sabtu, 26 Februari 2011

rumus matematika dalam psikologi

Analisis Regresi Ganda


Analisis regresi sederhana maupun analisis regresi ganda, keduanya berada dalam satu bendera yang sama yaitu Analisis Regresi. Jadi keduanya bukan merupakan teknik analisis yang berbeda, tetapi analisis yang sama hanya saja diterapkan pada situasi yang berbeda. Karena melibatkan lebih dari satu prediktor, tentu saja perhitungan dalam analisis regresi ganda akan lebih rumit.

Regresi Ganda dan Regresi dengan Satu Prediktor

Sebenarnya pemikiran mengenai analisis regresi ganda itu seperti melakukan beberapa kali analisis regresi, satu kali untuk tiap prediktor. Analisis regresi ganda menjadi lebih rumit karena seringkali kedua prediktor memiliki hubungan yang mempengaruhi hubungan tiap prediktor dengan kriterion. Hal ini yang membuat hasil analisis regresi dengan menggunakan lebih dari satu prediktor akan berbeda dengan analisis regresi untuk tiap prediktornya. Perbedaan muncul misalnya dalam hasil estimasi b dan R2 nya.

Validitas Pengukuran

Pada intinya validitas pengukuran memberikan gambaran mengenai seberapa jauh pengukuran yang kita lakukan itu memang mengukur sesuai yang ingin diukur. Maksudnya apakah pengukuran telah memenuhi tujuannya. Misalnya kita ingin mengukur inteligensi, maka apakah alat yang kita pakai untuk mengukur inteligensi itu memang benar-benar mengukur inteligensi bukan yang lain misalnya seperti yang dicurigai orang selama ini : kemampuan akademik. Atau jika kita ingin mengukur kecemasan, apakah alat yang kita pakai memang mengukur kecemasan bukan depresi

Validitas tampang; pendekatan ini menggunakan penilaian subjektif dari subjek atau testee mengenai keabsahan tes. Tentunya metode ini hanya dapat digunakan jika tujuan alat ukur memang secara jelas dapat diketahui oleh testee. Misal tes yang digunakan di kelas untuk mengukur hasil belajar.Validitas tampang yang tinggi dapat diperoleh jika testee setuju kalau tes yang mereka kerjakan memang mengukur apa yang ingin diukur. Validitas tampang yang tinggi dapat berarti buruk pada tes atau skala yang tujuan pengetesannya sebaiknya tidak diketahui oleh subjek. Misalnya skala sikap. Jika subjek dapat mengetahui tujuan pengukuran dari melihat tes, maka kita akan meragukan hasil pengukurannya. Karena subjek memiliki kemungkinan untuk memberikan respon yang bias (tidak sesuai dengan apa yang dia alami tapi lebih pada respon yang seharusnya diberikan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar