Individu dalam tahapan dewasa awal dengan tugas perkembangan akan membentuk hubungan intim dengan orang lain (Erikson dalam Santrock, 2003), makan kebutuhan akan intimasi merupakan unsur pokok dalam kepuasan suatu hubungan. Jika individu dewasa awal dapat membentuk persahabatan yang sehat dan hubungan dekat yang intim dengan individu lain, makan intimasi akan tercapai, namun, jika individu tidak berhasil mengembangkan intimasinya, maka individu tersebut akan mengalami isolasi dan merasakan loneliness.
Loneliness diartikan oleh Peplau & Perlman sebagai perasaan yang dirugikan dan tidak terpuaskan yang dihasilkan dari kesenjangan antara hubungan sosial yang diinginkan dan hubungan sosial yang dimiliki, loneliness selalu muncul sebagai respon terhadap ketidakhadiran beberapa atau tipe-tipe hubungan khusus, atau lebih tepatnya sebuah respon pada ketidakadaan suatu hubungan yang diharapkan.
Shaver & Rubeinstein mengungkapkan bahwa individu yang mengalami loneliness menunjukkan beberapa reaksi untuk menghadapi loneliness yang dialaminya, diantaranya melakukan kegiatan aktif (belajar, bekerja, membaca, menggunakan internet) membuat kontak sosial (menelpon, chatting), melakukan kegiatan pasif (menangis, tidur, atau berdiam diri) dan melakukan kegiatan selingan yang kurang membangun (menghabiskan uang atau berbelanja).
Faktor yang mempengaruhi loneliness yaitu, usia. Berasal dari orang yang berusia remaja dan dewasa awal. Lalu status gender, laki-laki lebih tertutup atau sulit menyatakan loneliness dibanding perempuan. Status sosial ekonomi pun dapat menjadi faktor loneliness, bahwa individu yang tingkat penghasilannya rendah cendrung mengalami loneliness lebih tinggi daripada individu dengan tingkat penghasilan tinggi.
Pada saat ini, internetlah yang dianggap sebagai salah satu cara mengurangi loneliness. Hal ini memungkinkan bagi individu berhubungan dengan individu lainnya, dengan adanya komunikassi melalui internet membuka kemungkinan individu berdiskusi, mencari berita, melakukan bisnis, berhubungan dengan individu atau pun untuk mencari hiburan. Internet telah memberikan kesempatan yang lebih luas sehingga orang-orang dapat saling berkenalan dan mengembangkan hubungan melalui layanan hubungan secara online, e-mail, chatroom dan newsgroup.
Internet addiction oleh Young diungkapkan sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yangs angat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online. Orang-orang seperti ini akan menunjukkan sindrom ini akan merasa cemas, depresi atau hampa saat tidak online di internet. Penggunaannya sangat berlebihan sehingga pada akhirnya mengganggu fungsi dalam pekerjaan, disekolah, atau dirumah, serta menyebabkan korban mulai menyembunyikan tingkat ketergantungannya pada internet tsb.
Penggunaan internet sebagai salah satu upaya mengatasi loneliness membawa efek positif sekaligus negatif. Di satu sisi menimbulkan keuntungan seperti mengurangi loneliness, mengembangkan perasaan mendapat dukungan sosial dan membentuk persahabatan secara online. Di sisi lain malah menyebabkan individu loneliness memiliki waktu yang terbatas untuk berinterkasi langsung didunia nyata, yang seharusnya dilakukan agar lebih aktif dapat mengatasi loneliness yang dialaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar