Sejarah Artificial Intelligence
Bibit artificial intelligence pertama kali
disebar hanya 2 tahun setelah General Electric menerapkan komputer yang pertama
kali digunakan untuk penggunaan bisnis. Tahun itu adalah tahun 1956, dan
istilah kecerdasan buatan pertama kali dibuat oleh John McCarthy sebagai tema
suatu konferensi yang dilaksanakan di Dartmouth College. Pada tahun yang sama,
program komputer artificial intelligence
yang disebut Logic Theorist, diumumkan.
Kemampuan Logic
Theorist yang terbatas untuk berpikir (membuktikan teorema – teorema kalkulus)
mendorong para ilmuwan untuk merancang program lain yang disebut General
Problem Solver (GPS), yang ditujukan untuk dogunakan dalam memecahkan segala
macam masalah. proyek ini ternyata membuat para ilmuwan yang pertama kali
menyusun program ini kewalahan, dan riset artificial intelligence dikalahkan
oleh aplikasi – aplikasi komputer yang tidak terlalu ambisius seperti SIM dan
DSS. Namun seiring waktu, riset yang terus – menerus akhirnya membuahkan hasil
dan artificial intelligence telah menjadi wilayah aplikasi komputer yang solid.
Pada pertengahan
tahun 1960-an, terjadi pergantian dari program serba bisa (general – purpose)
ke program yang spesialis (special – purpose) dengan dikembangkannya DENDRAL
oleh E. Feigenbaum dari Universitas Standford dan kemudia diikuti oleh MYCIN.
Pembuatan DENDRAL mengarah pada konklusi – konklusi berikut : GPS terlalu lemah
untuk digunakan sebagai dasar untuk membangun ES yang berunjuk kerja tinggi.
Pemecahan masalah manusia adalah baik hanya jika beroperasi dalam domain yang
sangat sempit. ES harus di – update secara berkala untuk informasi baru. Update
semacam ini dapat efisien apabila menggunakan representasi pengetahuan berbasis
rule.
Masalah yang
kompleks membutuhkan pengetahuan yang banyak sekali tentang area problem. Pada
pertengahan tahun 1970 – an, beberapa ES mulai muncul. Sebuah pengetahuan kunci
yang dipelajari saat itu adalah kekuatan dari ES berasal dari pengetahuan
spesifik yang dimilikinya, bukan dari formalisme – formalisme khusus dan pola
penarikan kesimpulan yang digunakannya.
Awal 1980 – an,
teknologi ES yang mula – mula, dibatasi oleh suasana akademis mulai muncul
sebagai aplikasi komersil, khususnya XCON, XSEL (dikembangkan dari R-1 pada
Digital Equipment Corp.) dan CATS – 1 (dikembangkan oleh General Electric).
Sistem pakar untuk melakukan diagnosis kesehatan telah dikembangkan sejak
pertengahan tahun 1970. Sistem pakar untuk melakukan diagnosis pertama dibuat
oleh Bruce Buchanan dan Edward Shortliffe di Stanford University. Sistem ini
diberi nama MYCIN.
MYCIN merupakan
program interaktif yang melakukan diagnosis penyakit miningitis dan infeksi
bacremia serta memberikan rekomendasi terapi antimikroba. MYCIN mampu memberikan
penjelasan atas penalarannya secara detail. Dalam uji coba, dia mampu
menunjukkan kemampuan seperti seorang spesialis. Meskipun MYCIN tidak pernah
digunakan secara rutin oleh dokter, MYCIN merupakan referensi yang bagus dalam
penelitian kecerdasan buatan yang lain.
Generasi
komputer atau ilmuan kognisi saat ini lebih optimis dengan kemampuan sebuah
mesin untuk memancing fungsi neuron. Salah satu perubahan terbaru dari
perseptron adalah konsepnya. Ketimbang menganggap otak komputer sebagai alat
input dan output saja, parailmuan menambahkan lapisan ketiga, yaitu lapisan
tersembunyi. Lapisan tersembunyi ini menanggapi neuron dalam otak, yang
berhubungan dengan input atau output saja, tetapi tentunya dengan tetap
menghubungkan jalinan satu dengan neuron yang lain. Model ini lebih mewakili
otak manusia dan mampu menyaingi koneksi sementara.
AI dan Kognisi Manusia
Sebagian besar
peneliti AI (artificial intelligence) mulai menganggap visi Turing tak relevan,
jika dibandingkan dengan satu tujuan yang jauh lebih penting: yaitu menciptakan
mesin – mesin yang bisa menggantikan manusia melakukan kerja berat seperti,
melacak sel kanker di gambar – gambar medis atau menemukan bukti penipuan dalam
catatan dalam keuangan.
Pada awalnya
riset AI didorong oleh keyakinan bahwa sifat – sifat menyerupai manusia akan
segera bisa dicapai dan bahkan dilampaui oleh mesin. Optimisme itu berakar pada
suatu penemuan penting yang diperoleh para peneliti 60 tahun lalu: bahwa “otak
listrik: yang sederhana pun bisa melakukan tugas – tugas menakjubkan.
Dua ahli neurologi Amerika, Warren McCulloch dan
Walter Pitts mengejutkan rekan – rekan mereka sesama peneliti dengan
menunjukkan bahwa kerja saraf bisa dipahami menggunakan hukum – hukum logika
matematika, yang mendasari proses – proses dasar penalaran. Mereka juga
menunjukkan bahwa saraf bisa ditiru menggunakan rangkaian – rangkaian listrik
yang tersusun sedemikian rupa, sehingga membuka peluang menciptakan otak buatan
yang bisa bernalar dan berpikir.
Karena otak
sejati mengandung miliaran sel saraf, tampaknya apa pun yang dapat meniru
kemampuannya dengan komponen – komponen elektrik belum dapat diciptakan hingga
berabad – abad mendatang. Tapi, para peneliti segera menemukan bahwa “jejaring
neural” yang relatif sederhana pun bisa dilatih untuk melakukan tugas – tugas
yang lumayan sukar.
Banyak
pertimbangan seperti itu menyebabkan beberapa peneliti mengambil jalur lain
menuju AI, yang langsung didasarkan pada
aturan – aturan logika. Gagasannya adalah untuk menciptakan mesin – mesin yang
rangakaiannya kiranya dpat meniru kemampuan nalar akal budi manusia. Hasilnya adalah program Logic Theorist, yang
kemampuannya tak kalah mengesankan dari pada kemampuan “tikus” elektrik minsky.
Meski berjalan pada komputer yang relatif, program tersebut mampu membuktikan
lusinan teorema dasar matematika – tugas yang dikira hanya bisa dilakukan
menusia ahli logika yang brilian.
Bahwa kognisi
manusia itu adalah proses berfikir yang terdapat pada diri manusia, sedangkan
AI adalah kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh manusia. Kognisi manusia
sangat dipengaruhi perkembangan AI karena untuk mendapatkan kecerdasan buatan
(AI) yang baik itu membutuhkan kognisi manusia yang baik pula. lalu, dengan
adanya AI maka manusia juga sangat mudah mencari informasi dan dengan adanya
kognisi manusia, AI juga berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
manusia bahkan lebih, jadi jika keduanya dihubungkan maka terjadi hubungan
timbal balik atau feedback yang menguntungkan bagi perkembangan keduanya.
AI dan Sistem Pakar (ELIZA, Parry,
Net Talk)
Sistem pakar
adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud adalah orang yang
mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh orang awam. Tidak semua orang dapat mengambil keputusan
mengenai diagnosis dan memberikan penata laksanaan suatu penyakit.
Sistem pakar,
yang mencoba memecahkan masalah yang biasanya hanya bisa dipecahkan oleh
seorang pakar, dipandang berhasil ketika mampu mengambil keputusan seperti yang
dilakukan oleh pakar aslinya baik dari sisi proses pengambilan keputusannnya
maupun hasil keputusan yang diperoleh. Sebuah sistem pakar memiliki 2 komponen
utama yaitu basis pengetahuan dan mesin inferensi. Basis pengetahuan merupakan
tempat penyimpanan pengetahuan dalam memori komputer, dimana pengetahuan ini
diambil dari pengetahuan pakar.
Ada banyak cara
untuk mempresentasikan pengetahuan, diantaranya adalah logika, jaringan
semantik, object – atribut – value, bingkai, dan kaidah produksi. Mesin
inferensi merupakan otak dari aplikasi sistem pakar. Bagian inilah yang
menuntun user untuk memasukkan fakta sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Apa
yang dilakukan oleh mesin inferensi ini didasarkan pada pengetahuan yang ada
dalam basis pengetahuan.
Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan program yang dapat menggantikan keberadaan seorang pakar. Alasan mendasar mengapa ES dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar :
• Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.
• Secara otomatis mengerjakan tugas – tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.
• Seorang pakar akan pensiun atau pergi.
• Menghadirkan atau menggunakan jasa seorang pakar memerlukan biaya yang mahal.
• Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat.
Ciri – ciri sistem pakar
• Terbatas pada bidang yang spesifik.
• Dapat memberikan penalaran untuk data - data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
• Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.
• Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.
• Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
• Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.
• Output tergantung dari dialog dengan user.
• Knowledge base dan inference engine terpisah.
Keuntungan sistem pakar :
• Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
• Dapat melakukan proses secara berulang secara otomatis.
• Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
• Meningkatkan output dan produktivitas.
• Meningatkan kualitas.
• Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar.
• Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
• Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan
• Memiliki reliabilitas.
• Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
• Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.
• Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
• Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.
• Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.
Kelemahan Sistem Pakar :
• Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.
• Sulit dikembangkan, hal ini sangat erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya.
• Sistem pakar tidak 100% bernilai benar.
Bentuk Sistem Pakar :
• Berdiri sendiri software yang berdiri sendiri tidak tergabung dnegan software lainnya.
• Tergabung bagian program yang terkandung dalam suatu algoritma, atau merupakan program dimana di dalamnya dapat memanggil algoritma subrutin lain.
• Menghubungkan ke software lain sistem pakar menghubungkan ke suatu paket program tertentu, misalnya DBMS.
• Sistem mengabdi bagian dari komputer khusus yang dihubungkan dengan fungsi tertentu.
ELIZA
Eliza
adalah sistem pakar yang dikembangkan pada tahun 1966. Ini adalah program
komputer terapis yang dibuat oleh Joseph Weizenbaum di MIT. Pengguna berkomunikasi
dengannya sebagaimana sedang berkonsultasi dengan seorang terapis.
PARRY
Parry
adalah sistem pakar yang dikembangkan di Stanford University oleh seorang
psikiater, Kenneth Colby, Hilf, Webber dan Kreamer pada tahun 1972 yang
mensimulasikan seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori
menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoid memang ada, perbedaan respon
psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan
penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan
antara respon simulasi komputer dan respon manusia.
NETtalk
NETtalk
program ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring – jaring neuron,
sehingga dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowki disekolah
medis Harvard dan Rosenberg di universitas Princeton. Dalam program ini,
NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras – keras.
Penggunaan AI sebagai ES yang dapat
digunakan :
Masalah yang dapat diselesaikan
dengan ES, diantaranya :
- Interpretasi –
membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah.
- Prediksi –
memproyeksikan akibat – akibat yang dimungkinkan dari situasi tertentu.
- Diagnosis
– menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada
gejala yang teramati.
- Desain –
menentukan konfigurasi komponen – komponen sistem yang cocok dengan tujuan
– tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala tertentu.
- Perencanaan
– merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai sejumlah
tujuan dengan kondisi awal tertentu.
- Debugging
dan repair – menentukan dan
menginterpretasikan cara – cara untuk mengatasi malfungsi.
- Instruksi –
mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subjek.
- Pengendalian –
mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks.
- Selection
– mengidentifikasi pilihan terbaik dari sekumpulan (list) kemungkinan.
- Simulation –
pemodelan interaksi antara komponen – komponen sistem.
- Monitoring
– membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusrini. (2008). APLIKASI SISTEM PAKAR Menentukan Faktor
Kepastian Pengguna dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan. Yogyakarta: ANDI
OFFSET.
Kusrini. (2006). Sistem Pakar, Teori, dan Aplikasi.
Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET.
Matthews, R. (2005). The Science that's Changing Our
World. Oxford: PT SERAMBI ILMU SEMESTA.
McLeod, Jr., Raymond; Schell, George P. (2008). Sistem
Informasi Manajemen. New Jersey: Pearson Education, Inc.